Tuesday, January 31, 2012

Mampir Makan-makan di Rumah Ny. Kwok

Di rumah makan perpaduan Melayu Cina ini ada beberapa sajian menggoda selera. Bagai dijamu sang nyonya, tahu babahnya krenyes renyah dengan isian sayur yang padat. Satai manis sapinya harum semerbak. Ayo, mampir!



Hidangan perpaduan Melayu dan Cina sangat mudah ditemui di Malaysia dan Singapura. Sedangkan di Indonesia sudah sangat menyatu dengan kuliner lokal sehingga tidak terlalu digembar-gemborkan. Terbiasa dinikmati sebagai keragam kuliner yang membanggakan.

Gaya peranakan, Cina dan Melayu sering disebut sebagai hidangan nonya sebenarnya tak lain adalah adaptasi makanan lokal dengan makanan Cina. Secara historis mudah terjadi di kota pelabuhan tempat para pedagang mancanegera berbisnis.

Demikian halnya kisah nyonya Kwok yang konon berasal dari Penang, Malaysia berkelana ke Thailand, Vietnam hingga akhirnya singgah di Jakarta. Apapun namanya 'fusion food' selalu menarik untuk dicicpi. Maka sayapun terkesan dengan gaya interior resto Madam Kwok yang berada di deretan resto di dalam Epicentrum Walk Kuningan ini.

Jendela berkisi gaya kolonial menjadi aksen kuat interior yang menaungi ruangan dengan gaya modern ini. Daftar menu yang disodorkan berdesain koran tempo doeloe ini juga tak terlalu banyak memberi tawaran. Hidangan khas Nonya seperti laksa, satay, ayam buah keluwak, nasi lemak, nasi ayam hainan hingga es kacang merah ada dalam daftar menunya.

Yang menarik selain berbagai jenis teh dan kopi panas dan dingin, ada bir, dan sejumlah menu wine dari mancangera. Sebagai pembuka Tahu Kipas Babah (Rp.26.000,00) yang sedang dipromosikan menjadi penyegar. Tahu isi berbentuk segi tiga ini dibalut adonan tepung garing. Di dalamnya berjejalan wortel dan daun bawang yang renyah segar.

Sambal cocolannya yang oranye kemerahan rasanya unik. Asam pedas dengan sentuhan serai dan daun ketumbar yang wangi. Mirip saus Thailand. Rasa gurih renyah tahu ini makin enak dengan cocolan sambal yang pedas asam. Makin pas diiringi dengan Madam Tea Tarik (Rp. 20.000,00). Es teh susu yang dijamin segar dan enak oleh pelayan ternyata memang asyik rasa tehnya. Terlacak tehnya diseduh segar bukan racikan instan.

Hidangan utama berupa satay sapi Malay (Rp.52.500,00) dan kacang panjang kriuk (Rp. 25.000,00) disajikan bersamaan. Satai sapinya berupa irisan daging sapi agak pipih lebar berwarna kecokelatan dengan pelengkap saus kacang. Tak beda dengan satai sapi biasa.

Daging has sapi yang jadi bahan utama terasa empuk dengan aroma ketumbar yang wangi merangsang. Rasanya mirip satai manis biasa. Karena direndam bumbu sebelum dipanggang maka satai ini terasa mantap bumbunya apalagi tak berlelehan lemak.

Melihat tampilan kacang panjang (yang ternyata memakai baby buncis) dibalut tepung renyah dan disiram saus cabai terasa sangat mirip dengan buncis Szechuan. Adonan tepung yang renyah terasa cukup tebal melapisi buncis yang langsing renyah.

Sausnya yang berupa cincangan cabai merah, bawang putih dengan bumbu sedikit manis pedas menjadi lumayan untuk mengimbangi krenyes renyah buncisnya. Porsi hidangan yang lumayan royal membuat sajian di rumah ny.Kwok ini pantasnya dinikmati beramai-ramai. Gaya home cooking khas Peranakan ingin ditonjolkan meskpun dikemas dengan gaya resto modern. Setidaknya, ada pilihan menu Asia lain jika bosan nasi Padang atau hidangan Cina populer.

dikutip : detik.com

Monday, January 30, 2012

Kaum Wanita New York Mulai Membuka Wine Bar

Restoran di New York yang terkenal dengan koleksi menu winenya antara lain; Le Bernardin, Monkey Bar, The Breslin, dan Lure. Menu wine yang ditawarkan ternyata berdasarkan ide cemerlang para wanita ini.

Laura Maniec, Mandy Oser, Carla Rzeszewski, Belinda Chang, dan Natalie Tapken, telah memiliki wine bar yang menyediakan aneka menu wine. Padahal wine bar ini biasanya dijalankan oleh laki-laki. Ide ini dibuat berdasarkan beberapa restoran yang berkembang di New York.



“Sepuluh tahun yang lalu, Anda akan menemukan hanya segelintir wanita di New York yang memiliki bar, sekarang Anda bisa dengan mudah menemukan seorang wanita yang memiliki bar, ” ujar Chang, yang memenangkan penghargaan James Beard, katagori Outstanding Wine Service at The Modern pada tahun 2011.

Maniec pemilik bar Corkbuzz di Jalan E. St 13 New York, mengatakan “Saya tidak pernah memiliki tantangan sebagai seorang wanita, tetapi setelah saya membuka bar ini menjadi hal yang luar biasa. Sentuhan-sentuhan feminim yang dimiliki wanita bisa menciptakan menu wine yang lezat.”

Sedangkan Tapken, direktur wine di Lure dan Burger & Barrel mengatakan “Dari tingkat ilmiah, indra penciuman kita berbeda-beda. Wanita dapat memberikan sentuhan yang berbeda pada wine mulai dari tekstur hingga kualitas.”

Wine bar telah memasuki era baru, untuk memberi kesempatan orang mencicipi dan berbagi. Setiap orang di New York memiliki respon yang bagus dan selalu ingin mencoba hal-hal baru. Pria dan wanita sama-sama memiliki bakat yang bagus di bidang industri, dan kini wanita punya kesempatan yang sama untuk memiliki bar.

Chang menambahkan, cara terbaik untuk membuka wine bar harus melakukan penelitian terlebih dahulu untuk mncicipi aneka wine. Tapken juga menyatakan bahwa pelanggan yang datang padanya akan membentuk generasi baru pencinta wine.
dikutip : kapanlagi.com

Sunday, January 29, 2012

Kopitiam Oey

Kopitiam Oey Jogja adalah salah satu usaha kedaikopi milik Bondan Winarno. Setelah sebelumnya buka di Jakarta, mulai Agustus 2011 Kopitiam Oey bisa dinikmati warga Jogjakarta di Jalan Woltermonginsidi No 19.


Kopi andalannya adalah kopi hitam dari berbagai daerah seperti, Kopi Tubruk Malioboro, Kopi Item Italia, Kopi Talu Bukittinggi dan Kopi Saring Aceh. Selain kopi, ada juga minuman segar seperti Es Lemon Kitna Soda, Es Cingcao Jahe Cikini, Wedang Uwuh Imogiri dan Teh Jahe Salatiga.

Tidak lengkap minum kopi tanpa kudapan pendamping. Di sini Anda bisa menikmati makanan ringan seperti Prata Kari, Singkong Rica Roa, Pisang A la Mode, Kroketjes van Holand, dan Lunpia Udang Gunungsari.

Jika ingin makanan yang agak berat, tersedia pilihan menu yang beragam mulai dari Gudeg Manggar, Mi Kepiting Pontianak, Nasi Tim Glodok, Soto Tangkar Betawi hingga Spaghetti Toena.

Suasana di Kopitiam Oey kental dengan suasana tempo dulu dengan sentuhan oriental. Penulisan nama di menu pun sengaja menggunakan ejaan lama. Bangunan yang ditempati juga merupakan bangunan tua yang masih terawat baik. Oleh walikota Jogja Bangunan ini dinobatkan sebagai salah satu cagar budaya.

Untuk menemukan kedai ini, dari pertigaan Borobudur Plaza ke arah timur, lurus saja. Kopitiam Oey berada di depan TK Mutiara.
dikutip : kapanlagi.com

Friday, January 27, 2012

Yang Ini Fried Chicken Parmagiano Biscuit!

Resto yang mirip lobby hotel ini menawarkan suasana cozy sambil menikmati senja yang turun. Makin asyik sambil mengunyah fried chicken yang gurih dicocol saus mustard yang asam enak. Diiringi hirupan Honey Ginger Tea yang dingin wangi. Wouuw!


Sejak banyak perkantoran dan apartemen dibuka, kawasan Epicentrum di kawasan Kuningan menjadi pusat kemacetan di sore hari. Banyak tempat hangout yang asyik di kawasan ini. Kalau cuman ingin sekedar rehat dari kesibukan kantor dan menikmati indahnya senja, beberapa tempat bisa jadi persinggahan.

Otel Lobby, yang terletak di sisi Bakrie Tower ini banyak jadi pilihan buat rehat. Dinding kaca yang tinggi dan interior dengan besi tempa membuat tampilannya terkesan maskulin. Area depannya memang ditata mirip lobby hotel lengkap dengan luggage trolley yang berisi tumpukan kopor.

Melihat daftar menunya, hampir semua hidangan populer terselip di dalamnya. Beef Wellington, Roasted Chicken, Fried Chicken, Duck confit nasi goreng, dan aneka sandwich serta beberapa jenis dessert. Sedangkan daftar minumannya justru lebih banyak, dari aneka jenis mocktail, cocktail, kopi dan the serta birpun ada.

Karena ingin bersantai sejenak menikmati keindahan senja yang terpantul di dinding kaca yang lapang, pilihan pun jatuh pada OTL Fried Chicken dan Grilled Cheese Buger. Penyegar berupa Honey Ginger Tea (Rp. 20.000,00) disajikan dengan buih di permukaan tall glass. Awalnya saya menduga tak beda jauh dengan tea shake yang lain.

Sekali hirup ternyata saya keliru. Rasa lemon dan jahe segarnya terasa sangat kuat. Hmm..tak salah jika resto yang dimiliki Gaby Bakrie ini punya mixologist, ahli peracik minuman. Kejutan selanjutnya pun datang ketika OTL Fried Chicken (Rp. 65.000,00) disajikan.

Ember mungil berisi potongan ayam di atas baki kayu panjang dengan coleslaw dan saus ke cokelatan di tengahnya. Wah, ternyata porsinya cukup besar. Tiga potong ayam goreng bersama 3 buah scone menebarkan aroma wangi gurih yang enak.
dikutip : detik.com

Thursday, January 26, 2012

Ikan Kakak Tua Plus Sambal Puang Oca, Wouww Sedapnya!

Berbagai ikan segar di resto ini didatangkan langsung dari laut Makassar. Kepiting asap, ikan sukang dan ikan kakak tua yang berdaging gurih tebal pun jadi andalannya. Dipadukan sambal khas Puang Oca yang diracik langsung di meja... woww rasanya gurih, pedas mengigit!



Meski Puang Oca telah lebih dahulu hadir di Surabaya kurang lebih setahun silam. Namun, di Jakarta restoran ini baru muncul sekitar tiga bulan silam. Konon nama "Puang Oca" diambil dari panggilan akrab sang pemilik yang orang asli Bugis.

Dari segi lokasi, restoran Puang Oca tak sulit ditemui. Letaknya persis di kompleks Lapangan Tembak Senayan. Interiornya terkesan modern sederhana, dengan sebuah kolam ikan memanjang di salah satu sisinya. Suara gemericik air menambah kesan segar sehingga pengunjung layaknya bersantap di area terbuka.

Seperti layaknya resto Makassar, menu seafood menjadi andalan resto ini. Tak main-main, berbagai ikan langsung didatangkan dari Makassar. Sebut saja ikan sukang, kudu kudu, mangali alias kuwe, kakak tua, baronang hingga udang dan kepiting. Tetapi rupanya tak hanya si ikan bakar yang istimewa, Puang Oca pun menyimpan kejutan lainnya.

Meski baru pertama kali berkunjung, saya tak kesulitan dalam memilih menu. Para pelayan cukup cekatan menjelaskan menu. Cukup memilih jenis ikan yang diinginkan dan sang pelayan akan memberi saran pengolahannya yang paling cocok. Mau dibakar rica-rica, digoreng, atau ditim, tinggal pilih saja.

Akhirnya ikan lacukang dan seporsi Udang Tiga Rasa jadi pilihan. Untuk pelengkap aneka seafood ini ada tumis kangkung, tumis brokoli, tumis pucuk labu, dll. Yang tak boleh dilewatkan sebagai pendamping kesemua hidangan adalah sambal khas Puang Oca yang rasanya sangat istimewa.

Tahu Goreng Puang Oca disajikan sebagai appetizer sambil menunggu hidangan utama. Semangkok mungil sambal merah yang digerus tanpa terasi menjadi pelengkapnya. Kejutan pun saya temukan saat mengigit sepotong tahu, olala... selain cincangan wortel dan daun bawang ada udang galah yang gendut langsung menyesaki tahu ini. Aksen krenyes manis berpadu pedas membuat si tahu langsung lenyap ke dalam mulut.

Sambal istimewa khas Puang Oca sendiri disajikan dalam piring lebar. Diatasnya ada mangkok-mangkok mungil yang berisi sambal dabu-dabu, sambal terasi, petis, dan kacang. Rupanya sambal ini harus diracik terlebih dahulu. Kemudian dengan lincah, ia pun meracik kesemua sambal tadi ke dalam wadah yang sudah berisi daun kemangi, tomat ijo, dan irisan mangga. Sambal pun teracik sempurna, wuihh... kecoklatan itu tampak sungguh menggoda!

Ikan lacukang yang banyak ditemukan di perairan Makassar, disajikan dalam piring putih lebar. O ya, ikan lacukang dikenal juga sebagai ikan kakak tua atau parrotfish. Disebut demikian karena mulut si ikan memang mirip dengan paruh burung kakak tua. Jenis ikan kakak tua ini memang paling enak disajikan dengan cara ditim tiociu. Bagian atasnya diberi garnish berupa serutan daun bawang, cabai merah tanpa biji, jahe dan bawang putih sehingga bau harumnya menguari.

Kedua sisi ikan disayat membujur hingga terbuka lebar. Cukup disantap bertiga atau berempat. Sekilas tekstur dagingnya mirip dengan ikan malas, kenyal gurih. Kuahnya ringan dan hangat meluncur ke tenggorokan sangat pas berpadu dengan daging ikan yang lembut dan gurih alami.

Yang membuat mulut tak bisa berhenti bergoyang adalah si sambal Puang Oca yang nikmat. Campuran sambal terasi dan dabu-dabu, harum kemangi serta mangga memberi sensasi asam segar menggiurkan! Udang Tiga Rasa pun tak kalah lezat. Disebut udang tiga rasa, karena diberi pendamping campuran sambal, kacang yang dihaluskan dan mangga yang dihaluskan. Udangnya kenyal manis, makin asyik dikunyah dengan cocolan sambal yang jadi pendampingnya.

Segelas Barleys Chocolate pun menjadi pembilas rasa pedas yang sempurna. Barleys ini berupa jali-jali yang segar. Untuk berbagai ikan segar, restoran ini mematok harga pasar untuk tiap kilogramnya. Sedangkan Udang Tiga Rasa dihargai Rp 58.000,00 dan Rp 32.000,00 untuk tumis kangkung. Kalau perut belum kekenyangan, bisa memesan seporsi es palu butung atau es pisang ijo khas Makassar sebagai  penutup.

dikutp : detik.com

Wednesday, January 25, 2012

Krenyes Pedas si Belut Goreng Hong Lung

Krenyes Pedas si Belut Goreng Hong Lung
Penyuka pedas pastinya suka dengan aneka hidangan Szechuan yang serba menyengat ini. Si belut goreng yang krenyes renyah disajikan dengan irisan cabai merah kering. Huah... pedasnya sungguh menyengat lidah! Cocok dimakan bersama sepiring nasi goreng salmon hangat.

Tulisan 'No Pork and No Lard' meyakinkan saya untuk melangkah masuk ke 'Hong Lung'. Resto mungil yang berada di lantai dasar Epicentrum Walk ini terdiri dari perpaduan kayu dan nuansa khas Cina merah cerah. Karena tak terlalu luas, beberapa meja ditempatkan menempel ke dinding.

Dari luar resto, bagian dinding ini sudah menarik perhatian saya dan teman-teman. Dindingnya dipenuhi aneka gambar-gambar khas Cina hingga ke langit-langit, mulai dari Bruce Lee, tulisan-tulisan Cina, dan beberapa foto-foto khas negeri tirai bambu tersebut. Lampu di langit-langit yang terbuat dari lampion merah ikut menambah kental suasana.

Rupanya restoran ini banyak menyajikan menu Szechuan yang terkenal pedas-pedas. Beberapa menu seperti Buncis ala Szechuan, Mi ulang tahun, aneka bebek, seafood, dan sayuran tertera dalam daftar menu. Termasuk beberapa menu klasik seperti Szechuan ayam kung pao dan black pepper beef. Cukup komplet bukan? Untuk makan siang beramai-ramai, restoran ini juga cocok karena menu-menu tersebut dapat di-sharing.

Menu pilihan saya siang itu cukup unik, seporsi belut goreng kering, grilled sirloin, dan nasi goreng salmon XO jadi pilihan. Untuk beberapa menu, tersedia ukuran S untuk small dan L untuk large. Seperti restoran Cina pada umumnya di meja juga sudah tersedia sumpit, piring kecil, sendok dan garpu.

Buat saya nasi goreng salmon XO disajikan dalam porsi yang sangat mengenyangkan jika dinikmati sendiri. Sehingga untuk yang satu ini porsinya pas untuk di-sharing berdua. Grilled sirloin disajikan dengan alas daun selada dan saus pendamping berwarna kecoklatan.

Daging sirloin berukuran cukup lebar, diiris tidak terlalu tipis berwarna cokelat nyaris kehitaman. Saat digigit wah mengejutkan dagingnya nyoss... benar-benar empuk. Bumbunya pun benar-benar meresap sempurna, tanpa dicocol saus gurih pedas yang jadi pendampingnya sudah terasa enak.

Kontras dengan irisan daging belut yang kecil dan terasa krenyes-krenyes enak saat dimakan. Belut goreng bertabur wijen ini jadi favorit saya. Si belut yang digoreng kering disajikan berselang-seling dengan irisan cabai merah kering. Aroma cabai dan bawang putih mendominasi hidangan ini. Buat yang tidak suka pedas hati-hati karena setelahnya perlahan-lahan rasa pedas si cabai Szechuan tiba-tiba akan mengigit lidah. Huahh... pedasnya mantab!

Suapan nasi goreng akan sedikit meredam sengatan si belut. Nasi goreng saus XO ini menyimpan kejutan kecil berupa irisan-irisan daging ikan salmon yang gurih dan lembut. Sepiring nasi goreng dihargai Rp 30.000,00, Grilled Sirloin small Rp 48.500,00 dan Rp 32.500 untuk Belut Goreng. Hidangan Szechuan yang pedas ini juga cocok disantap menjelang perayaan Imlek!

Monday, January 23, 2012

Sop Ubi Rasa Soto

Sop ubi adalah masakan khas Makassar yang tampaknya belum cukup dikenal. Jangankan di luar kota, bahkan orang Makassar sendiri pun tak banyak yang tahu tentang masakan yang satu ini. Saya sangat mengharapkan agar dalam waktu dekat ini sop ubi dari Makassar dapat dipopulerkan hingga setara dengan coto, konro, palubasa, dan berbagai sajian khas Makassar lainnya.

Sop ubi memang merupakan masakan rumahan (home cooking) yang jarang disajikan rumah makan maupun restoran. Untungnya, di Makassar ada sebuah warung yang menyajikan masakan khas ini. Sekalipun letaknya di sebuah gang sempit, namun sudah banyak pelanggan yang mengenalnya dan selalu meramaikan tempat ini.

Penampilan hidangan ini cukup sederhana. Disajikan di piring cekung - bukan di mangkuk - porsinya cukup mengenyangkan untuk makan siang maupun makan malam. Yang disebut ubi di sini sebenarnya adalah ubi kayu atau singkong. Singkong goreng diiris tipis, dan dicampurkan ke dalam sop sebagai karbohidrat pengganti nasi. Karena itulah saya menyukai sop ubi yang punya arti strategis dalam penganekaragaman pangan Indonesia.

Sop-nya sendiri - bagi saya - lebih mirip soto secara karakteristik. Kaldu ayam bening yang sangat gurih dan segar. Top markotop! Isiannya adalah irisan daging sapi, soun, tauge, rajangan seledri, dan sebutir telur rebus. Gabungan protein, karbohidrat, dan nutrisi lengkap yang cukup untuk sekali makan. Harga porsi lezat ini cukup Rp 12.000,00 saja.

Untungnya, saya tidak harus kembali ke Makassar untuk menikmati kembali hidangan favorit ini setiap kali merindukannya. Di Jakarta, sop ubi dapat dinikmati di Kedai Kopi Phoenam di Jalan KH Wahid Hasyim.

Sunday, January 22, 2012

Krenyes Pedas si Belut Goreng Hong Lung

Penyuka pedas pastinya suka dengan aneka hidangan Szechuan yang serba menyengat ini. Si belut goreng yang krenyes renyah disajikan dengan irisan cabai merah kering. Huah... pedasnya sungguh menyengat lidah! Cocok dimakan bersama sepiring nasi goreng salmon hangat.


Tulisan 'No Pork and No Lard' meyakinkan saya untuk melangkah masuk ke 'Hong Lung'. Resto mungil yang berada di lantai dasar Epicentrum Walk ini terdiri dari perpaduan kayu dan nuansa khas Cina merah cerah. Karena tak terlalu luas, beberapa meja ditempatkan menempel ke dinding.

Dari luar resto, bagian dinding ini sudah menarik perhatian saya dan teman-teman. Dindingnya dipenuhi aneka gambar-gambar khas Cina hingga ke langit-langit, mulai dari Bruce Lee, tulisan-tulisan Cina, dan beberapa foto-foto khas negeri tirai bambu tersebut. Lampu di langit-langit yang terbuat dari lampion merah ikut menambah kental suasana.

Rupanya restoran ini banyak menyajikan menu Szechuan yang terkenal pedas-pedas. Beberapa menu seperti Buncis ala Szechuan, Mi ulang tahun, aneka bebek, seafood, dan sayuran tertera dalam daftar menu. Termasuk beberapa menu klasik seperti Szechuan ayam kung pao dan black pepper beef. Cukup komplet bukan? Untuk makan siang beramai-ramai, restoran ini juga cocok karena menu-menu tersebut dapat di-sharing.

Menu pilihan saya siang itu cukup unik, seporsi belut goreng kering, grilled sirloin, dan nasi goreng salmon XO jadi pilihan. Untuk beberapa menu, tersedia ukuran S untuk small dan L untuk large. Seperti restoran Cina pada umumnya di meja juga sudah tersedia sumpit, piring kecil, sendok dan garpu.

Buat saya nasi goreng salmon XO disajikan dalam porsi yang sangat mengenyangkan jika dinikmati sendiri. Sehingga untuk yang satu ini porsinya pas untuk di-sharing berdua. Grilled sirloin disajikan dengan alas daun selada dan saus pendamping berwarna kecoklatan.

Daging sirloin berukuran cukup lebar, diiris tidak terlalu tipis berwarna cokelat nyaris kehitaman. Saat digigit wah mengejutkan dagingnya nyoss... benar-benar empuk. Bumbunya pun benar-benar meresap sempurna, tanpa dicocol saus gurih pedas yang jadi pendampingnya sudah terasa enak.

Kontras dengan irisan daging belut yang kecil dan terasa krenyes-krenyes enak saat dimakan. Belut goreng bertabur wijen ini jadi favorit saya. Si belut yang digoreng kering disajikan berselang-seling dengan irisan cabai merah kering. Aroma cabai dan bawang putih mendominasi hidangan ini. Buat yang tidak suka pedas hati-hati karena setelahnya perlahan-lahan rasa pedas si cabai Szechuan tiba-tiba akan mengigit lidah. Huahh... pedasnya mantab!

Suapan nasi goreng akan sedikit meredam sengatan si belut. Nasi goreng saus XO ini menyimpan kejutan kecil berupa irisan-irisan daging ikan salmon yang gurih dan lembut. Sepiring nasi goreng dihargai Rp 30.000,00, Grilled Sirloin small Rp 48.500,00 dan Rp 32.500 untuk Belut Goreng. Hidangan Szechuan yang pedas ini juga cocok disantap menjelang perayaan Imlek!

dikutip : detik.com

Friday, January 20, 2012

Laksa Djadoel Sejak 1969

Laksa Djadoel Sejak 1969

Rumah makan yang satu ini mungkin lebih dikenal sebagai toko kue yang sangat terkenal dengan lemper ayamnya. Tanya saja mereka yang sekarang sudah seusia opa-oma. Pasti mereka kenal reputasi lemper ayam Ny. Ali. Lemper ayam kondang ini bahkan sudah jadi benchmark untuk menguji kualitas lemper ayam yang lain. Belakangan ini Ny. Ali juga menyediakan jajanan basah khas Thailand. Kue tetampah-nya yang beraneka ragam cocok untuk dipesan bagi pesta-pesta kecil di rumah. Rumah makannya kecil saja, tetapi nama besarnya jauh melebihi ukuran restorannya.

Bagi saya pribadi, karena dulu pernah bertempat tinggal tidak jauh dari rumah makan djadoel ini, yang masih selalu saya rindukan justru laksanya. Khususnya di sekitar bulan Ramadhan, ada lagi satu menu djadoel yang tidak boleh dilewatkan, yaitu: es blewah.

Laksa Ny. Ali (Rp 21 ribu) ini adalah gagrak laksa Jakarta yang tentunya berbeda dari laksa Bogor (memakai oncom), laksa Cibinong, maupun laksa Johor (Malaysia) sana. Di sini, laksa dapat dipesan dengan atau tanpa lontong. Karena sudah memakai bihun (yang notabene dibuat dari tepung beras), saya biasanya justru lebih suka memesan laksa tanpa lontong.

Kuah santannya berwarna kuning ayu, aromanya harum menggiurkan. Sekalipun santannya tebal dan mlekoh, tetapi terasa clean di lidah. Tidak meninggalkan lemak yang melekat. Gurih sangat. Taburan daun kemangi dan bawang merah goreng membuat kuah santan ini menjadi ekstra harum dan gurih. Isinya adalah bihun dan suwiran ayam. Perhatikan juga kehadiran teri goreng yang mencuatkan satu citarasa khas dan membuat laksa ini sungguh istimewa.

Pemakaian teri yang digoreng garing sebagai topping laksa ini memang sangat unik dan tidak pernah saya temui sebelumnya. Usahakan mengaduknya agar terserap ke dalam kuahnya yang mlekoh. Citarasa baru yang tercipta sungguh sangat berbeda dari laksa Penang, misalnya, yang memakai sardin sebagai pemnguat rasa.

Minuman es blewah yang dipesan untuk mendampingi laksa ini juga membuatnya spesial. Sayangnya, blewah sangat musiman, sehingga tidak selalu tersedia sepanjang tahun. Jangan lupa, di RM Ny. Ali juga ada es kopyor yang sekarang semakin jarang ditemui. Padahal, di tahun 1970-an, hampir semua rumah makan selalu menyajikan es kopyor.

Menu djadoel lain yang menjadi keunikan RM Ny. Ali adalah ketupat sayur (Rp 23 ribu), nasi rames (Rp 22 ribu), nasi uduk empal/ayam (Rp 23 ribu), dan bubur ayam spesial (Rp 19 ribu).

Jangan lupa memperhatikan daftar menu. Setiap bulan, RM Ny. Ali selalu menampilkan menu spesial yang berubah-ubah. Selama bulan Ramadhan yang lalu, misalnya, menu spesialnya adalah asem-asem daging sapi, makanan khas yang populer di Jawa Tengah. Khusus untuk hari-hari Jumat, Sabtu dan Minggu, rumah makan ini menyajikan menu khas Betawi: nasi ulam.

Jangan lupa pula membawa lemper ayam dan berbagai kue basah djadoel yang menjadi kebanggaan Ny. Ali. Dijamin kembali lagi dan lagi dan lagi! Rumah makan yang satu ini memang sungguh bikin kangen. Kalau Anda tidak sempat mudik, mungkin inilah salah satu alternatif untuk mencicipi hidangan bergaya rumahan.

Thursday, January 19, 2012

Jeruk, si Manis Segar Pembawa Rejeki

Tak afdol rasanya merayakan imlek tanpa menyantap jeruk. Jeruk sudah jadi keharusan untuk dihidangkan saat tahun baru Cina. Jeruk dalam bahasa Mandarin 'chi zhe', 'chi' artinya rezeki, dan 'zhe' berarti buah. Jadi jeruk buah pembawa rezeki.


Selain secara harafiah artinya buah pembawa rejeki, warna oranye cantik juga dianggap sebagai lambang emas yang berkonotasi pada uang. Konon disebut jeruk mandarin karena dulu, jeruk ini hanya disediakan untuk para pejabat di pengadilan Cina kuno. Ada beragam jeruk manis yang biasa disantap sebagai buah segar.

sumber : Detik

 
Photography Templates | Slideshow Software