Thursday, February 2, 2012

Bercucuran Keringat Ditonjok Ayam Taliwang

Buat penyuka pedas boleh menjajal lidah Anda di resto yang menyajikan menu khas Lombok yang serba pedas ini. Ada ayam seraten dan ayam plecing yang empuk namun bikin lidah menari-nari kepedasan. Siap-siap saja menyeka keringat yang bercucuran!



Pondok Sekarbela yang terletak di seberang lapangan bola Blok S ini menyajikan aneka masakan tradisional khas Lombok. Pastinya makanan Lombok memang terkenal dengan menu-menunya yang serba pedas. Saya yang penyuka pedas ini pun merasa tertantang saat diajak untuk bersantap di sini.

Beberapa meja plus sofa-sofa memanjang ditaruh di sudut yang merapat ke dinding, selebihnya kursi dan meja-meja biasa. Menu andalan di resto ini adalah Ayam Sraten. Tetapi karena ingin mengetahui perbedaan Ayam Seraten (Rp 28.000) dan Ayam Pelecing (Rp 30.000), akhirnya saya memutuskan memesan keduanya dengan porsi 1/2 ekor dan tingkat kepedasan sedang dan pedas.

Untuk ayam bisa dipesan baik per potong, 1/2 ekor, atau 1 ekor. Namun berhubung memakai ayam kampung yang kecil, maka porsi pas untuk menyantapnya adalah porsi 1/2 ekor untuk per orang. Seporsi plecing kangkung (Rp 10.000) dan tempe goreng (Rp 9.000) turut melengkapi hidangan malam itu.

Selain itu ada pula beberapa menu khas Lombok yang bisa dijumpai seperti Beberuk, yaitu terong yang dipotong-potong dan diberi bumbu berupa ulekan cabai rawit, bawang, dan tomat. Lalu ada Sate Pusut, Kime-Kime Daging Sapi, Rajang Ayam, dan beberapa paket bersantap untuk dua dan empat orang.

Akhirnya hidangan tiba dengan penampilan yang menggugah selera. Ayam pelecing disajikan dengan lumuran bumbu yang royal plus irisan jeruk nipis dan lalapan. Begitu pula dengan ayam seraten meski bumbunya tidak seroyal ayam pelecing namun hmm... tak kalah memikat selera. Wah, rasanya makin mantap saat dinikmati tanpa sendok alias dengan memakai tangan.

Kedua ayam ini memakai ayam kampung berukuran kecil. Tekstur dagingnya sangat empuk sehingga tak sulit mengoyaknya dengan tangan. Ayam pelecingnya disiram dengan sambal pelecing yaitu cabai rawit, tomat, dan sedikit terasi. Saat ayam plecing disuapkan ke dalam mulut huahh... pedasnya sambal langsung mengigit lidah.

Bahkan tempe goreng yang saya pesan tak mampu meredam gigitan si cabai rawit Lombok. Pasalnya tempe goreng tersebut juga dibalut tepung tipis renyah berbumbu cabai yang pedas-pedas enak. Rupanya sumber rasa pedas si ayam pelecing berasal dari cabai rawit kering lombok yang terkenal itu. Pantas saja puedesnya benar-benar nonjok... makin nikmat saat disuap bersama nasi putih hangat. Pokoknya dua jempol buat pedasnya si ayam pelecing!

Berbeda dengan ayam seraten dengan tingkat kepedasan sedang. Ayam yang satu ini dibakar terlebih dahulu, sehingga bumbunya lebih meresap dengan sensasi pedas-pedas manis yang enak. Untuk menemaninya pelecing kangkung jadi pendamping yang pas dengan sensasi krenyes kangkung yang renyah, tauge, serta kacang tanah yang enak.

Kali ini saya pun menyerah kepedasan dengan berbagai menu serba pedas di Pondok Sekarbela. Entah sudah berapa kali saya menyeka keringat yang bercucuran dan memesan minuman karena kesetrum pedasnya si cabai Lombok. Pokoknya buat mereka yang tidak suka pedas, jangan coba-coba memesan menu pedas di resto ini!
dikutip : detik.com

0 comments:

Post a Comment

 
Photography Templates | Slideshow Software