Sunday, January 15, 2012

Hong Kong-style Seafood di Bangkok

Di Bangkok, ada satu restoran seafood yang sangat populer – khususnya di kalangan para wisatawan. Restoran yang sudah eksis sejak tahun 1969 itu bernama Somboon. Popularitas Somboon juga telah menyebabkan munculnya berbagai restoran dengan nama dan penampilan yang mirip. Misalnya, ada yang memakai nama Somboon Dee, dan dikenal dengan harganya yang mencekik leher.

Di seluruh Bangkok, Somboon yang asli hanya punya lima restoran, yaitu di: Surawong, Bangna, Sam Yan, Ratchada Pisek, dan Bantadthong. Waspadai juga ulah para pengemudi taksi atau tuktuk yang sering membawa tamunya ke restoran lain, atau mengelabui seolah-olah Somboon tutup pada siang hari atau pada hari itu. Tempat-tempat “palsu” itu biasanya memasang harga jauh lebih mahal karena harus memberi komisi kepada pengemudi taksi atau tuktuk.

Somboon yang asli justru tidak mahal. Kepiting besar dibandrol 300 baht (sekitar Rp 90 ribu) per porsi. Masakan udang sekitar 150 baht. Yang agak mahal – bila dibanding dengan harga Jakarta – adalah bebek peking yang dihargai sekitar Rp 250 ribu.

Bila melihat daftar menu-nya yang mencakup lebih dari 100 jenis masakan, kebanyakan sajian Somboon adalah mirip dengan sajian resto seafood di Hong Kong.Saya memesan lumpia udang yang ternyata sangat mirip dengan sajian serupa di Indonesia. Di Pontianak, sajian ini disebut he keng. Beberapa restoran di Jakarta menyebutnya sebagai udang segobang. Dicocol dengan saus asam-manis sedikit pedas. Di Bangkok, tentu saja sausnya memakai saus ikan dengan aroma khas.


Masakan udang lainnya yang populer adalah udang kukus bawang putih dan udang goreng telur asin. Aha, mirip pula dengan banyak sajian serupa di restoran seafood Jakarta, bukan?

Masakan yang paling populer dan banyak dipesan di Somboon adalah kari kepiting. Situs web Somboon bahkan tidak malu menyebut dirinya sebagai: the best crab curry in Asia. Bagi kita dari Indonesia yang punya banyak restoran kepiting andalan, tentu saja tidak akan begitu saja percaya dengan klaim seperti itu. Khususnya bagi saya yang punya standar baku: bahwa kari yang mak nyuss harus memakai daun kari ataau salam koja. Padahal, kari kepiting Somboon ini tidak memakai daun kari.

Tetapi, sajian yang satu ini memang cukup istimewa. Kuah karinya kental, dicampur kocokan telur, dan bernuansa manis, melumuri potongan-potongan besar kepiting. Kepitingnya digoreng dulu sebelum dimasukkan ke dalam kuah kari kental. Sayangnya, di restoran ini tidak tersedia roti mantau goreng untuk mencocol kuah.
Udang goreng telur asinnya juga istimewa. Saya justru terkesan pada masakan yang disebut yod mara. Ini ternyata tumis pucuk labu yang crunchy dan sungguh menawan. Bahkan ada hint rasa trasi/blacan di dalam bumbu minimalisnya.

Saya juga memesan ikan kukus yang rupanya juga banyak dipesan. Ikannya dari jenis seabass berdaging lembut. Bumbunya mencuatkan aroma bawang putih dan minyak wijen yang cantik. Kuahnya encer dengan rasa asam yang segar.

Somboon adalah pengalaman makan yang cukup unik di Bangkok. Tetapi, seandainya tidak sempat, tidak rugi juga. Mirip dengan yang di Jakarta, kok.
dikutip : detik.com

0 comments:

Post a Comment

 
Photography Templates | Slideshow Software