Tuesday, May 8, 2012

Sepenggal Histori Teh yang Kini Mendunia







KULINER di Indonesia memiliki nilai histori di balik kelezatan rasanya, seperti halnya minuman teh. Teh yang kini dekat dengan keseharian masyarakat ternyata memiliki sejarah panjang.

Teh pertama kali ditemukan di China pada 2600 SM. Konon, teh ditemukan oleh Kaisar Shen Nung ketika air rebusannya termasuki daun teh secara tidak sengaja. Karena rasanya yang lezat dan menyegarkan, teh tersebut akhirnya menjadi favorit sang Kaisar.

Teh kemudian diperkenalkan ke Jepang oleh biksu Zen, yang biasanya hanya untuk keperluan meditasi. Namun ketika Hideyoshi Toyotomi berusaha menginvasi China, hubungan kedua negara terputus. Akibatnya, Jepang terisolasi dari teh China dan akhirnya fokus untuk hanya mengembangkan teh hijau. Karenanya hingga kini, secara budaya, masyarakat Jepang tidak mengenal teh selain teh hijau.

Ozza, pemilik Premium Tea, memaparkan bahwa teh pun bukan sebatas dikenal warga Asia, namun teh mulai bergerak ke Timur Tengah melalui Jalur Sutra. Mulai dari sinilah, masyarakat Timur Tengah kerap menyediakan teh dalam setiap jamuan kecil maupun besarnya.

Teh semakin mendunia dengan merambah Benua Eropa, tepatnya dilakukan VOC Belanda yang memiliki kontak dengan China sehingga proses penyebaran semakin cepat. VOC membawa teh untuk dibudidayakan ke ke negeri jajahannya, Indonesia. Disusul oleh Inggris yang membuka di Asia Kecil. Memasuki abad ke-20, perkebunan teh mulai dibuka di Afrika.

"Mereka memperkenalkan teh sebagai minuman berkhasiat dari antah berantah. Karena harganya yang sangat mahal, teh hanya bisa dinikmati oleh para aristokrat. Teh kemudian menjadi minuman yang sangat melegenda. Semua orang mendambakannya. Masih ingat Boston Tea Party? Itu terjadi karena orang Amerika marah kepada Inggris yang menetapkan pajak teh sangat tinggi,” jelasnya kepada Okezone di sela acara “Tea Tasting” di Tokove, Kemang, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Setelah beberapa negara merasakan nikmatnya teh, tak ketinggalan Indonesia pun juga merasakannya, dimulai dengan ditetapkannya Politik Pintu Terbuka & UU Agraria oleh Penjajah Belanda, dimana pihak swasta berdatangan untuk berinvestasi di Indonesia. Mereka datang ke Indonesia dengan tekad membajak untuk membuka hutan dan mendirikan perkebunan.

"J.L.L.L. Jacobson yang pertama kali mendirikan perkebunan teh di Indonesia, setelah sebelumnya diakukan percobaan di Bogor. Kemudian disusul oleh para juragan-juragan swasta yang terkenal dengan sebutan Preanger Planters," bebernya.

Menurutnya, para Preanger Planters inilah yang mewariskan kekayaan luar biasa pada Indonesia, Jawa Barat khususnya, dengan perkebunan yang telah mereka dirikan. Keseharian mereka juga cukup dekat dengan masyarakat dan budaya lokal. Salah satunya R. E. Kerkhoven (1873), perintis perkebunan teh Gambung dan Malabar di Jawa Barat, yang membawa varian teh Assamica untuk dibudidayakan di Nusantara dan menjadikan teh sebagai komoditas emas pada masa itu. Ada pula K. A. R. Bosscha (1896), manajer dari perkebunan Malabar di Jawa Barat.

“Jasa Bosscha sangat besar untuk Bandung. Warisannya yang masih bisa dirasakan adalah Observatorium Bosscha dan Technische Hogeschool (sekarang ITB)," tutupnya.

okezone.com

0 comments:

Post a Comment

 
Photography Templates | Slideshow Software