Monday, May 14, 2012

Singkap Kelezatan Kuliner Taiwan






MAKANAN khas Taiwan bukan hanya menawarkan kelezatan, tapi juga lebih sehat. Kuliner Taiwan pun dipengaruhi beberapa negara, tetapi tetap memiliki ciri khas tersendiri.

Mencari masakan dari benua Asia, bukanlah hal yang sulit di Jakarta. Namun, pernahkah Anda menemukan restoran Taiwan? Rasanya agak sulit. Kalaupun ada, hanya makanan ringan yang ditawarkan, sebut saja bubble tea dan camilan ayam goreng khas Taiwan. Itu pun bukan restoran yang khusus menyediakan menu dari Taiwan.

Berkaca dari kondisi ini, Xi Men Ding hadir untuk memperkenalkan lebih jauh kelezatan kuliner Taiwan. Pada dasarnya, kuliner Taiwan mengadopsi budaya dari China dan Jepang. Pengaruh dari China terlihat pada pemakaian bumbu yang digunakan yang tidak jauh berbeda dengan bumbu masakan China. Namun, masakan Taiwan lebih ringan rasanya ketimbang masakan China.

Adapun pengolahan masakan yang cepat dengan mengandalkan kekuatan rasa alami dari bahan-bahan yang digunakan membuat cita rasa bahan tetap terjaga. Itulah kelebihan masakan asal Republik China ini yang dipengaruhi masakan Jepang.

“Cara masak hidangan Taiwan lebih simpel dan sehat. Tidak begitu berminyak dan banyak mengandalkan seafood, di samping juga ayam dan daging sapi,” tutur Chef Terrance dari Xi Men Ding yang berlokasi di lantai 4 Senayan City ini.

Ditambahkan Terrance, membuat masakan Taiwan sebenarnya cukup mudah. Adapun yang perlu diingat hanya penggunaan tiga bumbu utama, yakni shoya atau shoyu sauce, minyak wijen, rice wine atau arak beras

Shoya sauce dari Taiwan tidak asin dan dibuat dari kedelai merah,” imbuh Terrance.

Dalam acara pembukaan restoran tersebut, Terrance sekaligus mendemonstrasikan beberapa resep pembuatan masakan Taiwan yang sekaligus merupakan signature dish Xi Men Ding. San bei chicken, salah satunya, mula-mula ayam bagian paha dimarinasi dengan shoya sauce, bawang putih, dan jahe, selama 1 jam, kemudian digoreng dengan minyak yang banyak dan panas (deep fried), lalu sisihkan.

Selanjutnya, masukkan minyak wijen, shoya sauce, dan gula dalam claypot besi. Tambahkan jahe dan bawang putih yang sebelumnya sudah digoreng deep fried. Baru masukkan ayam dan aduk sebentar dan tutup hingga 5 menit. Setelah itu, masukkan cabai merah dan daun kemangi jika saus di wajan sudah tinggal sedikit, lalu aduk. San bei siap disantap. Rasanya gurih dan kaya bumbu. Bagian paha sengaja dipilih karena lebih empuk.

Taiwan spicy braised beef noodlea dalah menu selanjutnya. Bagian yang digunakan adalah sengkel. Karena bagian kaki dari sapi ini agak alot, maka daging direbus selama 2 jam lebih dulu. Saat merebus, ditambahkan shoya sauce, lobak, dan wortel. Sementara itu, siapkan mi kuning yang sudah direbus dan pok choy di mangkuk. Setelah daging matang, siram ke dalam mangkuk, tak lupa diberi garnish daun bawang dan peterseli. Rasanya amat gurih dengan kuah kaldu sapi yang kental dan daging yang empuk.

Lion head meatball menjadi sajian selanjutnya. Ini adalah bakso dengan aneka bahan. Di antaranya wortel, ayam, udang, dan sotong, yang seluruhnya dijadikan satu dan di-deep fried. Selain menu yang disebut, hidangan lain yang tak kalah jagoannya adalah radish and egg pancake, deep fried prawn with egg yolk, dan Budha jump over the wall.

Untuk menu penutup, ada egg pudding dan deep fried taro ball. Nah, yang bikin penasaran adalah lychee green tea with bobba.Teh hijau dengan bubble atau pearl di bagian bawah gelas, uniknya saat digigit pecahlah si bobba dan keluarlah isi dari boba tersebut yang terasa manis. Selanjutnya pasti makin semangat mencari boba lain di bagian bawah.

Menurut Fransisca Tjong, pemilik Xi Men Ding, meski restoran urban lifestyle bergaya minimalis chic dalam balutan nuansa modern, tetapi masakan Taiwan yang ditawarkan merujuk pada hidangan tradisional autentik. Permainan unsur batu bata, kayu, batu, dan marmer pada dinding, langit-langit, dan lantai turut menambahkan kenyamanan tempat.

Ya, agar pengunjung benar-benar merasakan suasana layaknya di Taiwan, interior restoran ini menggunakan elemen, motif, dan aplikasi modern Taiwan. Ditambah artistik mural modern yang melengkapi suasana. Restoran berkapasitas 125 kursi ini membanderol harga makanannya sekitar Rp35.000-Rp100.000 dan Rp10.000-Rp25.000 untuk minuman.

Dengan kreativitas dan inovasi kuliner ala Taiwan, penggunaan bahan baku yang segar, ditambah dengan atmosfer ruangan yang menggabungkan unsur tradisional dan modern, menjadi kelebihan restoran Taiwan ini. Fransisca meyakini banyak penikmat kuliner yang penasaran dengan masakan Taiwan dan ingin mengenal lebih dekat. Dia optimistis dengan restorannya tersebut.

“Masakan Taiwan memiliki keunikan tersendiri dengan cita rasa berbeda dari masakan Asia lainnya,”sebut Fransisca.

okezone.com

www.12bet.com

0 comments:

Post a Comment

 
Photography Templates | Slideshow Software